Industri Mesin Perkakas Jepang Tumbuh Dua Digit pada November:
Ekspor Tetap Kuat Sementara Permintaan Domestik Melemah

Industri mesin perkakas Jepang memasuki fase pemulihan yang “tenang namun stabil.”
Berdasarkan data Asosiasi Mesin Perkakas Jepang (JMTBA), total pesanan mesin perkakas pada November 2025 (angka awal) mencapai 136,291 miliar yen, naik 14,2% YoY, sekaligus mencatat pertumbuhan selama lima bulan berturut-turut.

Secara rinci:

  • Permintaan domestik turun 8,1% menjadi 31,537 miliar yen
  • Permintaan luar negeri naik 23,2% menjadi 104,754 miliar yen

Dengan porsi ekspor mencapai hampir 80% dari total pesanan, semakin jelas bahwa pasar global menjadi penggerak utama bagi produsen Jepang.

Di sisi lain, menurut agregasi data dari Nikkan Kogyo Shimbun, total pesanan November dari empat produsen besar—Okuma, Tsugami, Shibaura Machine, dan Makino Milling Machine—mencapai 39,112 miliar yen, naik 13,3% YoY, dan tumbuh selama 18 bulan berturut-turut.
Ekspor naik 22,7% (15 bulan berturut-turut), sementara pesanan domestik turun selama enam bulan berturut-turut, menunjukkan pola “ekspor sangat kuat, domestik masih lemah.”


1. Ekspor Mendominasi: Proporsi Pesanan Luar Negeri Tembus 70% Lebih

Untuk periode Januari–November 2025, total pesanan mencapai:

  • 1,444,962 miliar yen (+7,7% YoY)
  • Domestik: 400,507 miliar yen (–0,3%)
  • Luar negeri: 1,044,455 miliar yen (+11,1%)

Situasi ini menegaskan bahwa pasar Amerika Utara, Tiongkok, India, serta segmen berteknologi tinggi seperti energi, dirgantara, dan pusat data masih menjadi sumber utama permintaan bagi mesin perkakas buatan Jepang.


2. Gambaran “Ekspor Kuat” Melalui Kinerja Empat Perusahaan

Okuma: Didukung Energi & Dirgantara AS, Penjualan Naik Lebih dari 10%

  • Pesanan ekspor November naik 14,8%, bulan ke-14 berturut-turut mencatat pertumbuhan.
  • Permintaan dari sektor dirgantara, energi, serta minyak & gas di AS tetap kuat.
  • Jika tren ini meluas ke perusahaan job shop menengah-kecil, pertumbuhan lanjutan sangat mungkin terjadi.

Kinerja semester pertama FY2026 (April–September 2025):

  • Penjualan: 105,217 miliar yen (+10,5%)
  • Rasio penjualan luar negeri: 70,3%

Produk lima-sumbu dan multitasking, ditambah solusi otomatisasi “Green-Smart Machine,” menjadi pendorong utama kinerja perusahaan.


Tsugami: Pertumbuhan Sangat Kuat di Tiongkok & Data Center; Rekor Pendapatan Setengah Tahun

  • Pesanan ekspor November naik signifikan 37,3%, 7 bulan berturut-turut mencatat kenaikan.
  • Permintaan meluas dari sektor otomotif, elektronik, hingga pusat data.

Hasil semester pertama FY2026:

  • Pendapatan: 60,054 miliar yen (+20,6%)
  • Laba operasi: 15,280 miliar yen (+53,4%)
  • Laba bersih: 7,145 miliar yen (+48,4%)

Dalam laporan tahunan terakhir, Tiongkok menyumbang sekitar 75% dari total penjualan Tsugami, terutama melalui CNC automatic lathe untuk komponen NEV, smartphone, dan peralatan pusat data.


Shibaura Machine: Pesanan Mesin Besar Melonjak 4,5 Kali

  • Pesanan ekspor bulan November meningkat 4,5 kali lipat YoY.
  • Mendapat pesanan mesin bor horizontal besar untuk energi angin & konstruksi di Tiongkok.
  • Pesanan mesin presisi tinggi untuk optik & smartphone meningkat di AS, India, dan Taiwan.

Namun, penjualan semester pertama FY2026:

  • 67,640 miliar yen (–22,1%)
    karena melemahnya permintaan mesin molding EV serta tidak adanya keuntungan penjualan aset seperti tahun sebelumnya.

Meski demikian, bisnis “mesin perkakas & mesin presisi tinggi” justru menunjukkan pertumbuhan, menjadi penopang masa transisi portofolio perusahaan.


Makino: Ekspor November Turun, tetapi Semester Pertama Tetap Tumbuh

  • Pesanan ekspor November turun 3,5% YoY, terutama karena tingginya basis pada 2024 di segmen kompresor & hydraulic parts.
  • Pesanan dari segmen NEV Tiongkok tetap kuat.

Kinerja semester pertama FY2026:

  • Penjualan: 119,421 miliar yen (+10,3%)
  • Laba operasi: 9,500 miliar yen (+25,4%)
  • Total pesanan: 125,095 miliar yen (+15,1%)

Kebutuhan mesin lima-sumbu untuk mold serta machining center presisi tinggi tetap meningkat di Eropa dan Asia.


3. Tiga Sumber Permintaan Baru: NEV, Data Center, dan Energi

Dari data industri dan kinerja empat perusahaan, tampak tiga kelompok pasar utama:

(1) NEV & Elektrifikasi Otomotif

  • Tsugami menikmati lonjakan permintaan komponen NEV di Tiongkok.
  • Makino menonjol dalam mesin untuk mold NEV dan elektronik.

(2) Data Center & Komunikasi Optik

  • Tsugami memperoleh pesanan komponen server.
  • Shibaura menguat di mesin presisi untuk modul optik & smartphone.

(3) Energi & Infrastruktur (Angin, Minyak & Gas, Kapal)

  • Okuma kuat di pasar energi AS.
  • Shibaura memperoleh pesanan mesin besar untuk turbin angin & industri kapal.

Ketiga segmen ini adalah area dengan kebutuhan rigiditas tinggi, kapasitas besar, dan presisi—keunggulan tradisional produsen Jepang.


4. Pasar Domestik Jepang: Masih Bergantung pada Pemulihan Otomotif

  • Tiga dari empat perusahaan (kecuali Tsugami) mencatat penurunan pesanan domestik.
  • Segmen otomotif yang melemah menjadi faktor penahan utama.

Meski demikian, terdapat tanda pemulihan selektif:

  • Okuma menerima lebih banyak proyek di sektor dirgantara, pertahanan, dan perkapalan.
  • Shibaura Machine melihat pertumbuhan dari pasar energi & kapal, sejalan dengan diversifikasi portofolio dari bisnis molding.

5. Menuju 2026: Dari Ketergantungan Ekspor ke “Manajemen Portofolio”

Produsen Jepang dalam 1–2 tahun ke depan akan menghadapi struktur pasar baru:

Fase jangka pendek:

Mengandalkan pesanan bernilai tinggi dari luar negeri—NEV, data center, energi.

Fase jangka menengah:

Menentukan seberapa jauh mereka dapat menangkap pemulihan selektif di pasar domestik—elektrifikasi otomotif, perkapalan, energi, serta klaster semikonduktor.

Contoh tambahan: DMG Mori

  • Penjualan semester pertama 2025 turun 13,7%, namun backlog pesanan meningkat menjadi 233,2 miliar yen.
  • Tantangan utama adalah bagaimana mengubah backlog tersebut menjadi profit secara efisien.

Kesimpulan

Tahun 2026 diperkirakan menjadi periode penting bagi industri mesin perkakas Jepang.
Produsen harus menggabungkan:

  • Ketergantungan pada ekspor sebagai fondasi
  • Permintaan domestik yang mulai bergeser ke energi, perkapalan, dan infrastruktur
  • Pertumbuhan layanan purna jual (MRO)

Dengan strategi “manajemen portofolio”, perusahaan diharapkan dapat mencapai struktur pendapatan yang lebih stabil di tengah dinamika global.