
Pesanan mesin perkakas Jepang pada November 2025 kembali menunjukkan tren pemulihan yang berkelanjutan dengan permintaan luar negeri sebagai motor utama. Data yang dirilis oleh Japan Machine Tool Builders’ Association (JMTBA) menunjukkan bahwa total pesanan meningkat selama lima bulan berturut-turut dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan angka sementara, nilai pesanan naik 14% year-on-year menjadi 136,2 miliar yen, sementara angka final mencatat kenaikan 14,8% menjadi 137,005 miliar yen. JMTBA menilai bahwa, seperti bulan sebelumnya, pertumbuhan pesanan dari luar negeri berkontribusi besar terhadap kinerja keseluruhan dan tren secara umum masih berada pada jalur yang solid.
Permintaan luar negeri menjadi penggerak utama, China dan Amerika Utara menonjol
Pada November, pesanan dari luar negeri mencapai 104,7 miliar yen, tumbuh 23% dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dilihat per wilayah, peningkatan terlihat di pasar utama seperti China, Amerika Serikat, dan Eropa.
Pesanan dari China mencapai 38,1 miliar yen, naik 30,0% year-on-year dan mencatat kenaikan selama 20 bulan berturut-turut, sekaligus menjadi level tertinggi ketiga dalam sejarah. Menurut JMTBA, dari sisi sektor industri, mesin umum, otomotif, serta bidang elektrikal dan presisi semuanya mencatat pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya.
Kinerja perusahaan: proyek China dan Amerika Utara mendorong hasil
Di tingkat perusahaan, Tsugami mencatat peningkatan pesanan berkat proyek berskala besar di pasar China. Shibaura Machine juga melaporkan pertumbuhan pesanan di China, terutama untuk mesin pemesinan ultra-presisi bagi pusat data serta mesin berukuran besar untuk sektor energi.
Untuk pasar Amerika Serikat, nilai pesanan mencapai 26,3 miliar yen, naik 12,0% year-on-year dan meningkat selama 10 bulan berturut-turut. Okuma menyatakan bahwa pesanan di Amerika Utara, khususnya untuk sektor energi dan dirgantara, menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Perusahaan tersebut menilai bahwa meskipun ketidakpastian masih ada, arah pemulihan mulai terlihat.
Eropa ikut menguat, sementara permintaan domestik Jepang berada di titik terendah tahun ini
Di Eropa, Jerman mencatat pertumbuhan 49,9% year-on-year, meningkat selama empat bulan berturut-turut dan melampaui 4 miliar yen selama dua bulan berturut-turut. Italia juga mencatat kenaikan signifikan, 59,0% menjadi 2,7 miliar yen, meningkat selama lima bulan berturut-turut.
Sebaliknya, pesanan domestik Jepang hanya mencapai 31,5 miliar yen, turun 8,0% dibandingkan tahun sebelumnya dan menjadi level terendah dalam catatan bulanan tahun 2025.
Makino Milling Machine melaporkan bahwa meskipun pesanan dari sektor peralatan manufaktur semikonduktor meningkat, permintaan dari sektor mesin pertanian mengalami penurunan. Okuma juga menyebutkan bahwa di kalangan perusahaan kecil dan menengah (UKM), sikap “menunggu dan melihat” masih mendominasi.
Tabel ringkas: Perkembangan pesanan mesin perkakas Jepang (November 2025, angka final)
Kategori | Nilai pesanan | YoY | Keterangan
Total pesanan | 137,005 miliar yen | +14,8% | Naik 5 bulan berturut-turut
Pesanan luar negeri | 104,7 miliar yen | +23,0% | Penggerak utama pemulihan
└ China | 38,1 miliar yen | +30,0% | Naik 20 bulan berturut-turut
└ Amerika Serikat | 26,3 miliar yen | +12,0% | Naik 10 bulan berturut-turut
└ Jerman | Tidak dipublikasikan | +49,9% | Naik 4 bulan berturut-turut
└ Italia | 2,7 miliar yen | +59,0% | Naik 5 bulan berturut-turut
Pesanan domestik | 31,5 miliar yen | −8,0% | Terendah di 2025
Mesin umum | 11,5 miliar yen | +34,2% | Didorong pasar China
Otomotif | 13,3 miliar yen | +14,5% | Dipimpin ekspor
Elektrikal & presisi | 9,2 miliar yen | +87,3% | Dipengaruhi proyek besar
Sumber: Japan Machine Tool Builders’ Association (November 2025, data final)
Prospek ke depan: kehati-hatian meningkat, indeks penilaian berbalik negatif
Dalam survei perusahaan anggota yang dilakukan pada awal Desember, JMTBA melaporkan bahwa indeks penilaian pesanan (DI) untuk periode Januari–Maret 2026 berada di −1,5, berbalik dari +5,8 pada survei sebelumnya. Ini menandai perubahan ke wilayah “perkiraan penurunan” untuk pertama kalinya dalam dua kuartal.
Sejumlah perusahaan anggota menyampaikan bahwa:
・lonjakan pesanan pada paruh kedua 2025 mulai mereda, dan
・terdapat kewaspadaan terhadap penurunan permintaan otomotif di China.
Implikasi bagi ASEAN: pemulihan belum merata, peluang dan risiko tetap berdampingan
Data November menegaskan bahwa industri mesin perkakas Jepang masih berada dalam fase pemulihan yang dipimpin oleh ekspor, sementara pemulihan permintaan domestik tertinggal. Bagi pelaku manufaktur di ASEAN, termasuk Indonesia dan Thailand yang memiliki keterkaitan kuat dengan rantai pasok Jepang, kondisi ini membawa dua implikasi utama.
Di satu sisi, kekuatan permintaan dari China dan Amerika Utara mendukung keberlanjutan produksi dan pengiriman mesin perkakas Jepang ke pasar global. Di sisi lain, lemahnya investasi domestik Jepang—terutama di segmen UKM—menunjukkan bahwa pemulihan belum sepenuhnya menyebar. Waktu dan arah kembalinya investasi peralatan, baik di Jepang maupun di kawasan Asia, akan menjadi faktor kunci dalam menentukan sejauh mana pemulihan ini dapat berlanjut dan meluas.