
Rantai Pasok dari Produksi, Transportasi hingga Pemanfaatan Berhasil Diverifikasi
Marubeni telah menyelesaikan proyek demonstrasi untuk produksi, pengiriman, dan pemanfaatan hidrogen hijau antara Australia dan Indonesia. Proyek ini membuktikan bahwa rantai pasok hidrogen hijau secara end-to-end—mulai dari produksi berbasis energi terbarukan, transportasi lintas negara, hingga suplai listrik melalui fuel cell di kawasan industri—dapat dioperasikan secara praktis.
Stabilisasi Variabilitas Energi Terbarukan dengan EMS dan Baterai
Proyek ini dimulai pada Januari 2022 melalui program Kementerian Lingkungan Hidup Jepang.
SmartestEnergy Australia, anak perusahaan Marubeni, menggunakan sistem manajemen energi (EMS) dan baterai untuk mengelola surplus listrik dari tenaga surya dan angin di South Australia.
Dengan penggunaan EMS dan baterai, fluktuasi energi dapat dipangkas, memungkinkan elektroliser bekerja stabil. Hasilnya, hidrogen hijau dapat diproduksi dengan biaya lebih kompetitif dan pasokan lebih stabil.
Di Australia, kelebihan energi terbarukan menjadi isu yang meningkat seiring pertumbuhan kapasitas surya dan angin. Pemanfaatan hidrogen dianggap sebagai solusi penyimpanan energi jangka panjang yang strategis.
Transportasi Hidrogen dengan Tangki Metal Hydride
Sukses Menyediakan Listrik Jangka Panjang di Kawasan Industri Jakarta
Hidrogen yang diproduksi disimpan dalam tangki paduan penyerap hidrogen (metal hydride tank).
Metode ini tidak membutuhkan tekanan tinggi atau fasilitas kriogenik, sehingga cocok untuk transportasi jarak menengah di Asia.
Setelah tiba di Indonesia, hidrogen digunakan untuk mengoperasikan fuel cell di kawasan industri dekat Jakarta.
Uji coba menunjukkan bahwa sistem ini mampu menyediakan suplai listrik jangka panjang secara stabil, membuktikan keberhasilan alur:
Australia (energi terbarukan surplus) → produksi hidrogen → transportasi → suplai listrik industri di Indonesia
Langkah Komersialisasi di Australia
Uji Cofiring Hidrogen dengan Iberdrola Australia Berhasil
Marubeni berencana memanfaatkan fasilitas demonstrasi tersebut untuk memproduksi hidrogen bagi pasar Australia.
Perusahaan telah menandatangani kontrak jual-beli hidrogen dengan Iberdrola Australia, yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga gas di area yang sama.
Pada September 2025, kedua perusahaan berhasil melakukan uji campuran hidrogen (cofiring)—yang diklaim sebagai uji cofiring hidrogen pertama di Australia.
Langkah ini mendukung strategi Australia untuk mendorong pemanfaatan hidrogen dalam sistem energi rendah karbon.
Persaingan Infrastruktur Hidrogen Asia Semakin Menguat
Kawasan Asia–Pasifik memasuki fase kompetitif dalam pembangunan jaringan hidrogen.
Australia memposisikan diri sebagai pemasok utama hidrogen hijau, sementara Indonesia, Jepang, dan Singapura mempercepat implementasi di sektor industri dan transportasi.
Proyek Marubeni menawarkan model implementasi konkret:
- produksi hidrogen berbiaya rendah berbasis surplus energi terbarukan
- metode pengiriman metal hydride yang sederhana
- pembangkitan listrik industri melalui fuel cell
Model tersebut relevan bagi Indonesia, yang tengah mempercepat transisi energi industri dan mengkaji pemanfaatan hidrogen dalam manufaktur, transportasi, dan pembangkit listrik.
Marubeni diperkirakan akan memperluas kolaborasi kawasan dan mendorong terbentuknya rantai pasok hidrogen komersial di Asia Tenggara.